
Darahnya darahku
Nafasku nafasnya
Kami berbagi jiwa
Kami serupa paras
Pahamku darinya
Hidupku olehnya
Maka bila dia diambil
Apalah aku...
(13 September 2010)
... Masuk ke dalam jiwanya perlahan-lahan lalu mematikan lilin hidupnya. Membutakan matanya dan membuatnya tersesat. Anak ini terseret ombak air mata. Tenggelam dalam sesaknya ketidakpastian hidup. Karang-karang menggores tubuhnya. Dia terombang-ambing dalam badai ketakutan.
... Yang sudah menghujamku dengan asa dan merayuku dengan duri. Membelaiku dengan badai dan mencuri berlian penglihatanku. Dia menyepak kepastian jiwaku dan memasung kepala serta kakiku. Menindih rusukku. Menekan nafasku. Kata-kataku terampas. Tawaku tertampar.
... Dan betapa aku ingin dia mati. Terlemparlah dia dua ratus juta dan satu tahun cahaya jauhnya dari tapakku. Terkurunglah dia dua ratus juta dan satu macam setan sebagai kekangnya. Seribu satu macam benang menjahit senyumnya dan seratus satu macam deru melunturkan tuturnya. Biarkan gagak mengambil bola matanya. Lepaskan ombak menyeret bahasanya.
... Dengan mentari sebagai bola matanya dan rembulan adalah bibirnya. Beliung adalah kerlingannya dan sepoi adalah tutur katanya. Senyumnya adalah mutiara dengan pelangi sebagai busurnya. Langkahnya adalah salju dengan kristal sebagai lambaiannya. Cakrawala adalah dia sebagai raga dan samudra sebagai jiwa.
Michaelangelo