Saturday, December 31, 2016

Ketika mata bertemu mata...

Ada sebuah rasa yang bergolak: kasih bercampur segelintir nafsu. Membludak bak lava di dalam bumi. Tapi sekonyong-konyong tersekap rapat. Sebab tak boleh terbebas. Sebab dewa-dewa akan murka dan hantu-hantu akan mati. Sebab benang-benang kehidupan akan putus terkikis.

Ada jeda yang begitu adiktif. Seperti sari-sari dedaunan ganja yang merayu setiap bulir darah dalam nadi. Menari dalam dimensi kedap waktu dan cahaya. Sunyi tanpa tempo sekalipun. Betapa misterius. Siapa gerangan pencipta ruang seagung ini? Menembus seribu satu tahun masa penantian yang terombang-ambing. Mengapa harus ada...

Rasa itu menguap. Menyebar. Menjadi samudra kabut nan tebal. Oleh hukum-hukum fiksi yang tak akan pernah terumuskan oleh otak-otak fana, aku menjadi satu denganmu. Sama rasa, sama jiwa. Dan betapa bahagianya hati ini ketika kau melepaskan embun-embun cinta dalam luasnya atmosfir rasamu. Lalu akan kuhirup dalam-dalam. Memenuhi setiap rongga paru-paruku. Bercampur darah dan tulangku.

Ketika mataku menjamah matamu. Terbuailah aku.

Wednesday, November 9, 2016

"I used to think the worst thing in life was to end up all alone. It's not. The worst thing in life is to end up with people who make you feel all alone.” - Robin Williams in World's Greatest Dad (2009)

Wednesday, November 2, 2016

The end is near, my dearest

Can you hear the willows cry
and the rivers are in tears
or have you gone without good bye

The wind is howling
and the sky has turned gray
Are you still listening
or have you sailed away

How do we do this
Where do we start
May I have one last kiss
Or should we just drifted apart

Sunday, August 21, 2016

Terkutuklah waktu

Karena ia tak bisa berpaling ke belakang

Saturday, August 13, 2016

I think you should know

I'm starting to realize
Even without you rivers would still flow
My heart is beginning to rationalize

Mesti kau ketahui
Mulai kusadari nafasku akan tetap menderu
Meski tanpa kehadiranmu
Kepalaku sedang menghasut hati

Friday, August 12, 2016

Sendiri

Sudah kudengar bahasa cinta
Merdu terlahir dari bibir peri-peri
Mereka tinggi rupawan dan jelita
Matanya elok berwarna-warni

Sendiri
Kulihat istananya menyentuh awan
Gemerlap hingga ke ujung dunia
Bukitnya seperti lukisan-lukisan
Sungainya seperti mimpi yang nyata

Sendiri
Sudah kulalui embun-embun putih
Menari anggun dari angkasa
Tamannya cemerlang di bawah matahari
Rembulannya syahdu untuk para ratu dan raja

Sendiri

Monday, February 15, 2016